Sabtu, 16 Desember 2017

BEM FAKLUTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

Fhoto Bersama Dekan Fakultas Psikologi, Barmawi M.Si bersama dosen Fakultas Psikologi Unmuha dan pengelola panti Asuhan RSDS 

Pelatihan Pengembangan Diri Remaja yang dilaksanaka oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Aceh (BEM Fak Psikologi UNMUHA). Panti Asuhan, Rumah Sejahtera Daruss'adah (RSDS), Aceh Besar - 09 Februari 2014 
dengan mengusung tema "Menggapai Masa Depan Lebih Cerah" mahasiswa Fakultas Psikologi UNMUHA dan puluhan para siswa yang berada di Panti Asuhan RSDS membaur menjadi satu untuk Masa Depan Yang Lebih Baik. 

Dokumentasi Kegiatan :





























Sabtu, 25 Januari 2014

SAJAK Ws Rendra, Orang Miskin

SAJAK ORANG MISKIN
Oleh: Ws Rendra


Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan raya.
Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.
Bila kamu remehkan mereka,
di jalan kamu akan diburu bayangan.
Tidurmu akan penuh igauan,
dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.
Jangan kamu bilang negara ini kaya
karena orang-orang berkembang di kota dan di desa.
Jangan kamu bilang dirimu kaya
bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
Orang-orang miskin di jalan
masuk ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan bunga raya
menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari jalanan
meraba-raba kaca jendelamu.
Mereka tak bisa kamu biarkan.
Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.
Mereka akan menjadi pertanyaan
yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
akan hinggap di gorden presidenan
dan buku programma gedung kesenian.
Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,
bagai udara panas yang
selalu ada,
bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau
tertuju ke dada kita,
atau ke dada mereka sendiri.
O, kenangkanlah :
orang-orang miskin

juga berasal dari kemah Ibrahim..
Djogja, 4 Februari 1978

Potret Pembangunan dalam Puisi

Mendidik Anak Secara Islami

1.      Anak akan mencontoh orang tua , jadi, sebelum mendidik anak , anda harus member contoh dan sengaja memperlihatkan hal itu pada anak. Missal , shalat lah di depan si anak agar ia familiar dengan ibadah tersebut.
2.      Hendaknya mendidik anak dimulai dari usia dini. Sejak kecil, biasakan si anak untuk mendengar beberapa doa mudah. Saat ia sudah mulai bisa bicara , ajarkan kalimat-kalimat doa padanya.misalnya doa makan , doa sebelum tidur .
3.      Bila dirasa masih sulit untuk dicontohkan anak karena ia masih sulit menghafal , ajarkan saja kata mudah seperti “bismillah”
4.      Selalu ingatkan anak anda untuk selalu berdoa pada setiap kegiatannya(tidur , makan , keluar rumah, dll). Bila belum hafal doa, ingatkan anak anda mengucapkan “bismillah” untuk memulai sesuatu dan diakhiri dengan “Alhamdulillah”.
5.      Selalu ajaklah anak anda dalam beribadah, misalnya shalat. Walau ia mungkin akan selalu bermain-main, si anak akan terbiasa untuk diajak beribadah, hal ini punya pengaruh besar untuk kehidupannya nanti.
6.      Mendidik anak secara islami tidak hanya dalam hal ibadah agama, tapi juga ajarkan kesopanan atau etika tertentu yang sesuai dengan islami pada seorang anak. Misalnya,  makan dengan tangan kanan , biasakan tidur miring ke kanan dan tidak terlungkup, tidak memakai pakaian yang pendek/mini, dll.
7.      Ceritakan tentang took-tokoh dalam islam agar si anak mencontohnya. Missal, para nabi saat memperjuangkan agama islam, atau tokoh-tokoh terkenal lainnya. Ceritakan tentang kehebatan dan segala sifat baik mereka, dengan begitu si anak akan tertarik untuk minirunya.
8.      Cara mendidik anak secara islami juga bisa dilakukan dengan cara memberikan iming-imging dan juga menakuti-nakuti. Anda bisa menceritakan tentang keindahan surge dan juga kengerian neraka.

9.      Dengan begitu si anak akan terpacu berbuat baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk .

Senin, 02 Desember 2013

PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN) DAN PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)

A. Latar Belakang Masalah
Seringkali pengembang intruksional termasuk pengajar menyusun tes setelah proses instruksional berakhir. Ia menyusunnya dalam waktu yang singkat berdasarkan isi pelajaran yang telah diajarkan dan masih segar dalam ingatannya. Keadaan yang seperti itu sangat memungkinkan tidak berfungsinya tujuan intruksional yang telah dirumuskannya. Tes yang disusunnya mungkin konsisten dengan isi pelajaran, tetapi tidak konsisten dengan perilaku yang seharusnya diukur.
Tes yang seharusnya disusun adalah tes yang mengatur tingkat pencapaian mahasiswa terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan intruksional. Tes tersebut mungkin tidak dapat mengukur penguasaan mahasiswa terhadap seluruh uraian pengajar dalam proses intruksional, sebab apa yang diberikan pengajar selama proses tersebut belum tentu seluruhnya relevan dengan tujuan intruksional. Isi pelajaran bukanlah kriteria untuk mengukur keberhasilan proses pelaksanaan intruksional.
Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya suatu tes hasil belajar dapat dipakai untuk menyatakan :
1.      Deretan kedudukan mahasiswa yang relatif, atau
2.      Memberikan suatu gambaran tentang tugas-tugas yang dapat atau belum dapat dilakukan oleh mahasiswa.
Hasil tes jenis pertama secara relatif menunjukkan deretan kedudukan setiap mahasiswadi antara mahasiswa lain. Metode menafsirkan hasil tes seperti ini disebut tafsiran yang mengacu kepada sebuah norma.
Hasil tes jenis kedua dinyatakan dengan jenis-jenis pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diperlihatkan oleh setiap mahasiswa. Metode penafsiran seperti ini disebut mengacu kepada sebuah patokan.
Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan tes-tes dengan standar-standar tertentu sesuai dengan perkembangannya. Maka dari itu bagi seorang pendidik harus mengetahui bagaimana cara atu teknik-teknik yang baik untuk mengevaluasi anak didiknya, sejauhmana pencapaian siswa dalam menguasai materi yang disampaikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis sampaikan, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian dari Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
2.      Persamaan dan perbedaanPAN dan PAP
3.      Kekurangan dan kelebihan PAN dan PAP

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Dalam setiap kegiatan tentunya ada tujuan yang hendak dicapai oleh pelakunya, begitu pula dengan penulisan makalah ini penulis hendak mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
1.      Mengetahui teknik-teknik yang tepat untuk memberikan pemeriksaan, penskoran dan penilaian.
2.      Mampu membandingkan teknik-teknik yang ada dan menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi perkembangan dunia pendidikan.
3.      Mengetahui perbedaan, kelemahan dan kelebihan dari tiap teknik.
4.      Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum memperolah dan meberikan nilai.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Acuan Norma
Ada beberapa pendapat tentang pengertian Penilaian Acuan Norma, yaitu:
1.      Acuan norma merupakan elemen pilihan yang memeberikan daftar dokumen normatif yang diacu dalam standar sehingga acuan tersebut tidak terpisahkan dalam penerapan standar. Data dokumen normatif yang diacu dalam standar yang sangat diperlukan dalam penerapan standar.
2.      Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada norma atau kelompok. Cara ini dikenal sebagai penilaian acuan norma (PAN).
3.      PAN adalah Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.
4.      Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu dengan cara membandingkan nilai seorang siswa dengan nilai kelompoknya. Jadi dalam hal ini prestasi seluruh siswa dalam kelas / kelompok dipakai sebagai dasar penilaian.

Dari beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Penilaian Acuan Norma adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelmpok; nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang termasuk di dalam kelompok itu.
B. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian acuan norma (PAN) merupakan pendekatan klasik, karena tampilan pencapaian hasil belajar siswa pada suatu tes dibandingkan dengan penampilan siswa lain yang mengikuti tes yang sama. Pengukuran ini digunakan sebagai metode pengukuran yang menggunakan prinsip belajar kompetitif. Menurut prinsip pengukuran norma, tes baku pencapaian diadministrasi dan penampilan baku normative dikalkulasi untuk kelompok-kelompok pengambil tes yang bervariasi. Skor yang dihasilkan siswa dalam tes yang sama dibandingkan dengan hasil populasi atau hasil keseluruhan yang telah dibakukan. Guru kelas kemudian mengikuti asas yang sama, mengukur pencapaian hasil belajar siswa, dengan tepat membandingkan terhadap siswa lain dalam tes yang sama. Seperti evaluasi empiris, guru melakukan pengukuran, mengadministrasi tes, menghitung skor, merangking skor, dari tes yang tertinggi sampai yang terendah, menentukan skor rerata menentukan simpang baku dan variannya .
Berikut ini beberapa ciri dari Penilaian Acuan Normatif :
1.      Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap peserta didik terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan Normatif digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam komunitasnya seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
2.      Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. Artinya, selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu tersebut.
3.      Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).
4.      Penilaian Acuan Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
5.      Penilaian Acuan Normatif memberikan skor yang menggambarkan penguasaan kelompok.

C. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional .
Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat manfaat dari adanya PAP.
Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Perbedaan hasil tes akhir dengan test awal merupakan petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran.
Pembelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi tertentu sebagaimana diharapkan dan termuat pada kurikulum saat ini, PAP merupakan cara pandang yang harus diterapkan.
PAP juga dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa yang diuntungkan atau dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok berdistribusi normal. PAP ini menggunakan prinsip belajar tuntas (mastery learning).

D. Persamaan dan Perbedaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian Acuan Norma dan Penilaian Acuan Patokan mempunyai beberapa persamaan sebagai berikut:
1.      Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan tersebut termasuk tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus
2.      Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur mempresentasikan populasi siwa yang hendak menjadi target akhir pengambilan keputusan.
3.      Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan tenyang siswa, kedua pengukuran sama-sama nenerlukan item-item yang disusun dalam satu tes dengan menggunakan aturan dasar penulisan instrument.
4.      Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur.
5.      Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes karangan, tes penampilan atau keterampilan.
6.      Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.
7.      Keduanya digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.

Perbedaan kedua penilaian adalah sebagai berikut:
1.      Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan patokan biasanya mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.
2.      Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi tingkat pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan menekankan penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.
3.      Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan terlalu sulit. Penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan perilaku yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.

4.      Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan patokan digunakan terutama untuk penguasaan.

Sabtu, 23 November 2013














foto oleh Imam Abdillah Lukman (23 November 2013) 



Banda Aceh,23 November 2013, Bandan Esekutif Mahasiswa (BEM) Psikologi

Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA) mendapat kunjugan dari Ikatan Lembaga

Psikologi Indonesia (ILMPI) Wilayah 1 Sumatra, dalam ranggka silahturahmi, dan

kunjugan kerja. "Ini adalah kunjugan kerja yang sangat baik sehingga ke depannya

dapat memperkuat silahturahmi kita" kata wakil ketua BEM Jaya Antoni Satria. Dalam

kegiatan ini juga mendiskusikan tentang kesiapan masyarakat dalam tanggap bencana

sehingga kedepannya dapat menguragi dampak bencana. Seperti yang dikatakan

modirator acara Zakiatul Munira, "bahwasanya kita sebagai mahasisiwa Psikologi

kita juga harus siap dalam menghadapai bencana tersebut". Kegiatan ini di adakan di

kampus Universitas Muhammadiyah Aceh. Dalam silahturahmi, dan kunjugan kerja juga

membahas tentang langkah-langkah untuk kesiapan tim yang akan turun kelapangan.

Minggu, 17 November 2013

mari berkaria di segudang cerita BEM Psikologi

salam teman-teman bagi teman-teman yang memiliki karia tulis, baik itu cerpen, openi dan lain-lain mari berkaria, dan mempublikkasikannya di blogger segudang cerita BEM Psikologi UNMUHA... mari mulai sukses mu dari blok ini.....
  geratisssssssssssssssssss


no kontak
imam : 085277591066
tari    : 085260328694
vina   : 085359876636    









Selasa, 12 November 2013

apa itu konsep diri ?

apa itu konsep diri adalah sebuah pertanyaan tentang siapa diri kita, apakah kita memandang kita ini sebagai seorang yang baik, ataukah kita memmandan kita ini sebagai seorang yang kurang biak.kalau kita kaji dari dafenisi konsep diri itu sendiri adalah gambaran diri menurut diri kita.
konsep diri sendiri terbagi lagi atas tiga pembagian yaitu :
  • konsep diri ideal : gambaran kita bagaimana kita seharusnya. contoh, pernahkah kita melihat kaca dan berkata, "aku seharusnya sudah dapat menyelesaikan persoalan ini. Ini kan masalah sepele." Dalam pemikiran ini terkandung makna, kita memandang diri kita mampu mengatasi permasalahan.
  • konsep diri sosial : konsep diri sosial bagaimana kita membentuk diri kita, berdasarkan pandangan sosial. contoh, kita sering di sebut-sebut dalam sosial kita sangatlah baik, dan kita membentuk diri kita shingga terbentuk seperti pandangan sosial tersebut.
  • konsep diri nyata : gambaran kita terhadap diri kita yang betul-betul nyata.
 melihat diri lebih menyeluruh, dibagi atas dua bagian negatif, dan positif. konsep diri dikatakan positif, bila kita bisa melihat kemampuan dan keterampilan diri secara seimbang. kita yakin kalau kita pasti bisa berkembang ke arah yang lebih baik. konsep diri dikatakan negatif, bila kita hanya melihat kekurangan kita saja ataupun hanya melihat kelebiha  kita saja. hal ini terjadi bila kita melihat pesimis diri kita, " tidak ah, saya pasti tidak bisa." atau malahan terlalu percaya diri, "saya kan sudah tahu, sudah pengalaman."
ada cara lain untuk memandang diri kita sendiri secara lebih menyeluruh. Dua orang ahli psikologi bernama Jo dan Harry mengambarkan sisi diri manusia terbagi menjadi empat daerah yang bila di gambarkan meyerupai jedela, sehingga pendapat mereka dikenal dengan JoHerry's Window. JoHerry's Window melihat manusia dari empat sisi.
  • Sisi pertama adalah sisi terbuka, dimana kita tau mengentahui tentang kita, dan kita orang juga mengetahuinya.
  • Sisi kedua  adalah sisi rahasia, dimana kita mengetahui, dan orang tidak mengetahuinya.
  • sisi ketiga adalah sisi dimana kita tidak mengetahui tetapi orang mengetahui.
  • sisi keempat adalah sisi buta dimana hanya tuhan lah yang mengetahua tentang kita
Hal-hal apa saja yang perlu kita kenali dari diri sendiri.
  • konsep diri
  • perasaan-perasaan
  • pengalaman traumatik/ masa sulit
  • persepsi
  • prasangka
  • nilai-nilai yang diyakini
  • gaya dan cara berkomunikasi
  • stres yang di