Sabtu, 11 Mei 2013

“SEPINTAS CERITA LASKAR PAHLAWAN LEGENDARIS PANTAI SELATAN”

       
         Lelaki itu, tersohor dengan sikap dan logatnya yang humor. Baik itu waktu dalam perang maupun waktu ia sedang berdiskusi bersama “Rekan” pahlawan lain nya.

             Aksi mbong “bangga” dibuat-buat, sering menimbulkan kesan lucu sehingga membuat para pasukannya tertawa(sampai terbahak-bahak). “Dia” di kenal denagan nama “Teuku Cut Ali” ini menjadikan ia sebagai mualim serta pimpinan di masyarakat aceh, terutama di bagian pantai selatan.

            “Ia” dilahirkan gampong kuta baroe,kecamatan Trumon, Aceh Selatan. Pria ini merupakan keturunan dari seorang radja. Menurut rentetan sejarah kakeknya “Teuku nyak dhien” Adalah radja ke-VI di kerajaan Trumon.

            Di Samping jiwa humoris, suka juga menulis surat tantangan buat Geriliya Belanda. Isi surat selalu berupa pesan singkat nan padat serupa telegram. Lalu, Kehidupan pejuang ini dalam msyarakat aceh selatan ibaratkan obor dalam kegelapan “menjadi spirit berbasis masyarakat”.

            Kendati sebagai mualim,pemimpin perjuangan. Namun, tidak pernah membunuh serdadu belanda meski membenci bangsa penjajah(khapee) Tersebut. Hal ini di akui lelaki tua bnerasal dari kampong sapik,kecamatan kluet timur, Asoe iman. Menurut cerita Iman Cut Ali terus-menerus mengasah semangat juang muslimin selatan agar bisa mengusir belanda. Terutama dari ranah kluet, masa itu.

            Dari riwayat yang di temuakan. Belanda juga mengenali watak ureung aceh yang suka berebut pada harta dan jabatan. Oleh karenanya, untuk meringkus Cut Ali dan kawan-kawanbelanda menawarkan emas batangan kepda siapa saja yang mau bersekongkol demi strategi menagkap Cut Ali.

            Mendengar tawaran menggiurkan, salah satu warga menerima kerjamasama belanda, kemudian memberikan “kode alam” arah lokasi persembunyian Cut Ali. Sa’at itu, untuk meringkus Cut Ali Dan Pasukan,. Si lelaki menjatuhkan ampas tebu ke tanah yang “Ia” makan guna menunujukan arah markas Cut Ali. Ini merupakan aksi lihai belanda dalam politik adu-domba “ guna” mencari tahu informasi tentang” Teuku Cut Ali”.


               Pada akhirnya, Belanda mendapatkan tempat persembunyian Cut Ali atas perbukitan, Lawesawah,kec. Kluet timur, kab. Aceh Selatan. Orang-Orang kluet menyebut daerah itu “Alur Beberang”. Di sana Ali,istri, empat orang lainnya di temukan Belanda. Keenam orang itu di tembak mati pasukan khpaee serdadu Balanda, para serdadu menguburkan keenam orang tersebut. Sampai sa’at ini masyarakat kluet menyatakan masih terdapat keenam kuburan di atas bukit Alur Beberang.
      
           Khusus Cut Ali sebelum dikubur terlebih dahulu disembelih. Kepalanya dibawa serdadu Belanda Sebagai barang bukti, “Namun”, kejadian diketahui masyarakat kluet kala itu sehingga menunutut para serdadu mengebumikan kepala Cut Ali sebagaimana layaknya.

              Bergulirnya detik demi detik, dibuatlah resepsi pemakaaman. Kepala , badan Cut Ali seakan dikebumikan di Suak Bakong,kec.kluet selatan,kab.aceh selatan atau kerap disebut “Kandang”. Sampai sa’at ini makam itu masih ada.


               







           

0 komentar:

Posting Komentar