Paul Mason setelah berhasil menurunkan berat badannya sampai 292 kg. |
KOMPAS.com — Paul
Mason, yang pernah menjadi pria tergemuk di dunia, berhasil menurunkan bobot
tubuhnya sampai 292 kilogram. Pria yang semula berbobot 444 kilogram itu
melakukan operasi gastric bypass untuk menciutkan ukuran lambungnya menjadi
hanya sebesar telur.
Gastric bypass yang sangat populer di Amerika Serikat adalah prosedur mengecilkan bentuk lambung dengan cara menyekat bagian atas lambung hingga menyerupai kantong. Akibatnya, pasien akan merasa mudah kenyang meski porsi makannya lebih kecil dari biasanya.
Operasi yang dilakukan Mason tersebut mendapat dana dari jaminan kesehatan Pemerintah Inggris. Ia kini berbobot 149 kg, tetapi masih ingin menurunkan berat badannya menjadi 90 kg.
"Saya merasa malu karena disebut sebagai pria paling gemuk di dunia karena kondisi tersebut sangat buruk. Kini saya merasa bangga karena bisa menunjukkan pada orang lain yang juga bermasalah dengan berat badan apa yang bisa kita capai," katanya.
Saat berat badannya masih berlebih, setiap hari Mason mengonsumsi 20.000 kalori, atau 10 kali lebih banyak dari rekomendasi orang normal. Ia terbiasa makan makanan yang digoreng, makanan cepat saji ukuran jumbo, dan hobi ngemil keripik 40 bungkus setiap hari, belum termasuk sosis dan kue-kue.
Namun setelah operasi, ia makan dalam porsi kecil dan lebih banyak makan sayur dan buah-buahan.
"Dokter mengatakan berat badan saya harus tetap stabil selama dua tahun sebelum mereka mempertimbangkan untuk melakukan operasi menghilangkan kulit menggelambir," ujarnya.
Mason berharap ia bisa melakukan operasi penarikan kulit secepat mungkin sehingga ia bisa lebih bebas beraktivitas.
Pria yang pernah bekerja sebagai petugas pos itu menyalahkan bullying yang dialaminya semasa kecil sebagai penyebab gangguan pola makan yang dialaminya. Gangguan makan tersebut makin parah setelah kematian ayahnya di tahun 1986.
Pada tahun 2002, berat badan Mason pernah mencapai 362 kilogram. Pada saat itu, petugas pemadam kebakaran sampai perlu membobol bagian depan rumahnya dan menggunakan forklift untuk membawanya ke ambulans karena Mason perlu dibawa ke rumah sakit untuk operasi hernia.
Gastric bypass yang sangat populer di Amerika Serikat adalah prosedur mengecilkan bentuk lambung dengan cara menyekat bagian atas lambung hingga menyerupai kantong. Akibatnya, pasien akan merasa mudah kenyang meski porsi makannya lebih kecil dari biasanya.
Operasi yang dilakukan Mason tersebut mendapat dana dari jaminan kesehatan Pemerintah Inggris. Ia kini berbobot 149 kg, tetapi masih ingin menurunkan berat badannya menjadi 90 kg.
"Saya merasa malu karena disebut sebagai pria paling gemuk di dunia karena kondisi tersebut sangat buruk. Kini saya merasa bangga karena bisa menunjukkan pada orang lain yang juga bermasalah dengan berat badan apa yang bisa kita capai," katanya.
Saat berat badannya masih berlebih, setiap hari Mason mengonsumsi 20.000 kalori, atau 10 kali lebih banyak dari rekomendasi orang normal. Ia terbiasa makan makanan yang digoreng, makanan cepat saji ukuran jumbo, dan hobi ngemil keripik 40 bungkus setiap hari, belum termasuk sosis dan kue-kue.
Namun setelah operasi, ia makan dalam porsi kecil dan lebih banyak makan sayur dan buah-buahan.
"Dokter mengatakan berat badan saya harus tetap stabil selama dua tahun sebelum mereka mempertimbangkan untuk melakukan operasi menghilangkan kulit menggelambir," ujarnya.
Mason berharap ia bisa melakukan operasi penarikan kulit secepat mungkin sehingga ia bisa lebih bebas beraktivitas.
Pria yang pernah bekerja sebagai petugas pos itu menyalahkan bullying yang dialaminya semasa kecil sebagai penyebab gangguan pola makan yang dialaminya. Gangguan makan tersebut makin parah setelah kematian ayahnya di tahun 1986.
Pada tahun 2002, berat badan Mason pernah mencapai 362 kilogram. Pada saat itu, petugas pemadam kebakaran sampai perlu membobol bagian depan rumahnya dan menggunakan forklift untuk membawanya ke ambulans karena Mason perlu dibawa ke rumah sakit untuk operasi hernia.
0 komentar:
Posting Komentar