Mas Hanafi adalah seorang mahasiswa semester 5 dan Dinda adalah mahasiswa semester 3, keduanya berada dalam suatu kegiatan, dan keduanya adalah seorang aktivis.
Langsung aja kita masuk ke cerita :D
Suatu waktu mas Hanafi mengirimkan surat kepada Dinda, kemudian mulailah Dinda membaca secarik kertas yang kini ada di tangannya.
Bismillahirrahmanirrahim
Untuk : Ukhti Dinda
Di rumah
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, dan shalawat terlimpakan kepada junjungan kita Rasulullah beserta sahabat dan keluarga beliau.
Saya agak bingung,juga ragu,harus dari mana pena saya mulai menggoreskan kalimat diats kertas ini, sebelumnya saya minta maaf terlebih dahulu jika nantinya ada kata yang tak berkenan.
Emm, bagaimana ya?kok rasanya sulit sekali mengeluarkannya melalui tulisan ini,apalagi kalau menyampaikan secara langsung pasti tambah sulit,atau malah nggak ada nyali hingga tak berucap. Begini saja dengan mengucapkan bismillah, saya ingin katakan bahwa saya tertarik kepada ukhti, jangan ditertawakan ya, kalau ungkapan saya terlalu lucu dan langsung tembak sperti ini, habis saya benar-benar tak mampu merangkai kata,tap andai ditertawakan tidak apa juga sich :D.
Terserah ukhti mau mengartikan seperti apa ketertarikan saya, jatuh hati atau jatuh cinta, terserah dech, tapi saya tidak main-main dengan kata-kata saya dan jujur ini pertama kdan kalinya dalam hidup saya mengungkapkan hal seperti ini.
Mungkin ukhti kaget, bahkan juga merasa aneh, saya tidak tahu harus berbuat apa dan gimana cara bersikap, tetapi saya tak mampu menahan untuk mengungkapkannya, tapi saya tidak bermaksud buruk.
Sebagai aktivis saya sadar ini tidak layak saya lakukan, saya juga salah tidak konsultasi dulu dengan ustadz terlebih dahulu, namun juga khawatir dilarang untuk menikah. Pertama takut jika perasaan saya seperti gayung tak bersambut, meskipun itu sebuah resiko nantinya, kedua kalupun tersanbut saya masih ragu akan keberanian saya untuk menikah karena saya juga masih smester 5. Sama sekali tidak terlintas dipikiran saya untuk berbuat maksiat, semiga saya siap dengan segala resiko, resiko cinta saya bertepuk sebeluh tangan, ukhti membenci saya, atau hal lainnya. Saya hanya berharap tidak menjatuhkan hati saya kepada orang yang tidak tepat.
Saya serahlan kepada ukhti mau menilai saya aktivis apaan, saya juga berharap ukhti mau menegur daan meluruskan saya, saya juga akan bahagia apabila ukhti berkenan memberikan sepatah, dua patah kata sebagai respon atas ungkapan saya.
Wassalamu’alaikum
Hanafi
Deg! Hati dinda tergetar dia bingung, singkat cerita dinda langsung membalas surat mas Hanafi J
Bismillahirrahmanirrahim
Utnuk : Mas Hanafi
Di Bumi Allah
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah dan shalawat kepada Rasulullah.
Meskipun masih kaget dan belum hilang rasa kaget ini, dengan rasa terkejut ini saya belum tahu harus memberikan jawaban apa, sata butuh waktu utnuk mengambil keputusan yang gegabah, Insya Allah seminggu atau dua mingu, supaya keputusan itu selaras dengan ilmu Syar’i yang kita pelejari, sementara itu saja,semoga tidak mengecewakan dan Mas Hanafi mau memeafkannya.
Semoga Allah memebri jalan terbaik. Amin............
Wasssalamu’alaikum wr. Wb
Dinda
Selama itu Dinda terus belajar dari senior-seniornya, ustazah-ustazah terkait masalah yang sedang iya hadapi, juga kepada kedua orangtuanya untuk meminta restu menikah, singkat cerita dinda sudah tahu keputusan apa yang dia ambil, kembali Dinda mengirmkan surat untk Hanafi sebagaimana janjinya .
Bismillahirrahmanirrahim
Utnuk : Mas Hanafi
Di Bumi Allah
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah dan shalawat kepada Rasulullah.
Beribu maaf terlebih dahulu karena saya tidak tepat janji. Karena keterkejutan saya masih belum hilang, saya memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengambil keputusan ini. Sejujurnya perasaan saya ke mas Hanafi itu sama, namun jika Cuma itu jawaban yang saya berikan apa artinya ikatan itu ?. saya memerlukan pertimbngan banyak orang, mulai senior saya, ustazah dan jga kedua orangtua saya, kalimat yang mereka berikan Jika siap, lebih baik menikah .
Alhamdulillah mama dan papa memebrkan izin untuk menikah dengan sayarat papa amam harus tahu komitmen pemuda yang menaruh hati pada saya. Maka dari itu dengan mengucap bismillah sekali lagi saya sampaikan perasaan saya sama seperti mas Hanafi tetapi hanya menerimanya dalam ikatan suci pernikahan. Kalau perasaan mas Hanafi serius, sebagaimana papa mama yang menunggu kedatngan Mas Hanadi, saya juga menunggu Mas Hanafi di ikatan suci pernikahan.
Semoga ini bukan pilihan yang salah semoga Allah menerangi hati kita dengan niat baik dan taat kepada Nya .
Wassalamu’alaikum wr.wb
Dinda
0 komentar:
Posting Komentar